VII BENDING
TEST
7.1 Sub Kompetensi
Kemampuan yang akan dimiliki
oleh mahasiswa setelah memahami isi laporan ini adalah sebagai berikut:
1.
Mahasiswa mampu menjelaskan
macam-macam pengujian lengkung (bending
test).
2. Mahasiswa mampu menganalisa cacat yang
terjadi pada pengelasan suatu material.
3. Mahasiswa mampu menganalisa kriteria
kelulusan hasil pengujian berdasarkan standart.
7.2 UraianMateri
Uji lengkung (bending test) merupakan salah satu
bentuk pengujian untuk menentukan mutu suatu material secara visual. Selain itu uji bending
digunakan untuk mengukur kekuatan material akibat pembebanan dan kekenyalan
hasil sambungan las baik di weld metal
maupun HAZ. Dalam pemberian
beban dan penentuan dimensi mandrell
ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu :
1.
Kekuatan tarik (Tensile Strength)
2. Komposisi kimia dan struktur mikro
terutama kandungan Mn dan C.
3.
Tegangan luluh (yield).
Berdasarkan posisi pengambilan
spesimen, uji bending dibedakan
menjadi 2 yaitu transversal
bending dan longitudinal bending.
7.2.1 Transversal Bending.
Pada transversal bending ini,
pengambilan spesimen tegak lurus dengan arah pengelasan. Berdasarkan arah pembebanan dan lokasi pengamatan,
pengujian transversal bending dibagi
menjadi tiga :
a.
Face Bend (Bending pada permukaan las)
Dikatakan Face
Bend jika bending dilakukan
sehingga permukaan las mengalami
tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 7.1). Pengamatan
dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan tarik. Apakah timbul retak
atau tidak. Jika timbul retak di manakah letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau di fussion line (garis perbatasan WM dan
HAZ).
Gambar 7.1 Face Bend pada transversal Bending
b.
Root Bend (Bending
pada akar las)
Dikatakan Root Bend jika bending dilakukan sehingga akar las mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 7.2). Pengamatan dilakukan pada akar las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ)
Gambar 7.2 Root Bend pada transversal
Bending
c.
Side Bend (Bending pada sisi las).
Dikatakan Side Bend jika bending
dilakukan pada sisi las ( gambar 7.3 ). Pengujian ini dilakukan jika ketebalan material yang di las lebih besar
dari 3/8 inchi. Pengamatan dilakukan pada sisi las tersebut, apakah timbul
retak atau tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan
HAZ).
Gambar 7. 3 Side Bend pada transversal Bending
7.2.2.
Longitudinal Bending
Pada longitudinal bending ini, pengambilan spesimen searah dengan arah
pengelasan berdasarkan arah pembebanan
dan lokasi pengamatan, pengujian longitudinal
bending dibagi menjadi dua :
a. Face Bend (Bending pada permukaan
las)
Dikatakan Face Bend jika bending dilakukan sehingga permukaan las mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 7.4) Pengamatan dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak di manakah letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ).
Gambar 7.4 Face Bend pada longitudinal Bending
b. Root
Bend (Bending pada akar las)
Dikatakan Root Bend jika bending
dilakukan sehingga akar las mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami
tegangan tekan (gambar 7.5). Pengamatan dilakukan pada akar las yang mengalami
tegangan tarik, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak di manakah
letaknya, apakah di weld metal, HAZ
atau di fusion line (garis perbatasan
WM dan HAZ).
Gambar 7.5 Root
Bend pada longitudinal Bending
7.2.3
Kriteria kelulusan uji bending
Untuk dapat lulus dari uji bending maka hasil pengujian harus memenuhi kriteria standart ASME IX edisi 2010 sebagai
berikut:
1. Cacat pada daerah weld dan HAZ ukurannya tidak melebihi
1/8 inchi ( ±3,2 mm) yang diukur dari segala arah pemukaan.
2. Pada daerah pelapisan ukuran cacat
maksimal 1,6 mm.
3. Cacat pada sudut diabaikan kecuali akibat SI
(Slag Inclusion) dan IF (Incomplate Fusion) dan Internal Discontinuties.
7.3. Alat
1. Mesin Uji Bending
2. Gerinda
tangan
3. Kacamata
pelindung
4. Spidol
5. Kabel daya
6. Sarung tangan pelindung
7. Jangka sorong
7.4. Bahan
1.
Spesimen uji bending
untuk face transversal bend (1
buah)
2.
Spesimen uji bending untuk root transversal bend (1 buah)
3.
Batu gerinda kasar (1 buah)
4.
Batu gerinda halus (1 buah)
7.5. Prosedur Keselamatan
Sebelum praktikum pengujian bahan dilaksanakan, mahasiswa harus meyakikan
dahulu telah melengkapi
diri dengan APD (Alat Pelindung Diri) sebagai berikut:
1) Pakaian dan celana bengkel
2) Safety
shoes
3) Sarung tangan pada saat menggerinda
4) Kaca mata pelindung
7.6. Gambar Kerja
a.
Luasan
yang harus digerinda pada face
transversal bend
b. Luasan yang harus digerinda pada root transversal bend
c. Foto spesimen face transversal bend
d. Foto spesimen root transversal bend
Gambar 7.6 Spesimen uji transversal
Bending
7.7 Langkah Kerja
1. Menyiapkan
Spesimen
a)
Ambil
spesimen, gerinda pada permukaan yang akan diamati pada daerah weld metal, HAZ, dan sedikit base metal. Panjang luasan yang
digerinda sekitar 50 mm (gambar 7.6).
b)
Gerinda
sudut-sudut spesimen sepanjang luasan di atas sehingga membentuk
radius.
c)
Dalam
menggerinda, pertama kali gerinda dengan batu gerinda kasar terlebih dahulu,
setelah rata baru digerinda dengan batu gerinda yang halus.
d)
Ulangi
langkah di atas untuk seluruh spesimen.
2. Kodifikasi
a)
Ambil
spidol dan tandai tiap spesimen dengan kode sebagai berikut :
b)
F. untuk spesimen face bend.
c)
R. untuk spesimen root bend.
3. Pengukuran
dimensi:
a)
Ambil spesimen ukur dimensinya.
b)
Catat
kode spesimen dan data pengukurannya pada lembar kerja.
c)
Ulangi langkah di atas untuk
seluruh spesimen.
4.
Penentuan diameter mandrel
Grouping Base Metals of Qualification
Tabel 7.1 Ferrous/
Non ferrous P-Number (ASME IX edisi 2010)
Spec. No
|
Type of Grade
|
UMS No
|
Minimum Spec. Tensile, Ksi (MPa)
|
Welding
P No
|
Brazing
P No
|
150
15608
|
Nominal Composition
|
Product Form
|
SA 36
|
-
|
Ko 2600
|
58 (400)
|
1
|
101
|
11,1
|
C-Mn-Si
|
Plate, Bar and Shapes
|
Spesifikasi material SA 36 P-Number 1 yang berbentuk plate.
Tabel
7.2 Tensile Requirements (ASME II Part A)
No
|
Product
Form
|
|
1
|
Plates,
Shapes, B and Bars;
Tensile
Strength, ksi (MPa)
Yield
Point, min, ksi (MPa)
|
58-80
(400-500)
36
(250)C
|
2
|
Plates
and Bars;
Elongations
in 8 in. (200 mm), min %
Elongations
in 2 in. (50 mm), min %
|
20
23
|
3
|
Shapes;
Elongations
in 8 in. (200 mm), min %
Elongations
in 2 in. (50 mm), min %
|
20
21B
|
Berdasarkan tabel di atas didapatkan elongations
sebesar 20-23% untuk menentukan diameter mandrell
SI Units
Tabel
7.3 Test JIG Dimension (ASME IX edisi
2010)
No
|
Material
|
Thickness of specimen, mm
|
A1, mm
|
B1, mm
|
C1, mm
|
D1, mm
|
1.
|
P-No 23 to P-No 21 through P-No 25; P-No 21
through P-No 25 with F-No 23; P-No 35 any P-No Metal with F-No 33, 36, or 37
|
3
t = 3 or less
|
52,4
16
t
|
26,2
8
t
|
60,4
8
t + 1,6
|
60,2
9
t + 0,8
|
2.
|
P-No 11; P-No 25 to P-No 21 or P-No 22or P-No
25
|
10
t = 10 or less
|
63,5
6
t
|
31,8
8
t + 3,2
|
85,8
8
t +3,2
|
42,9
4
t + 1,6
|
3.
|
P-No 51; P-No 49
|
10
t = 10 or less
|
76,2
8t
|
38,1
4t
|
98,4
10t + 3,2
|
49,2
5t + 1,6
|
4.
|
P-No 52; P-No 53; P-No 61; P-No 62
|
10
t = 10 or less
|
95,2
10t
|
47,6
5t
|
117,5
12t + 3,2
|
58,7
6t + 1,6
|
5.
|
All
others with greater then or equal to 20% elongation
|
10
t = 10 or less
|
38,2
4t
|
19,0
2t
|
60,4
6t + 3,2
|
30,2
3t + 1,6
|
6.
|
Materials with 3% to less than 20% elongation
|
t = (see Note (b))
|
32
t
Max
|
16
t
Max
|
A+2t+1,6
Max
|
+ 0,8
Max
|
Tabel material spesimen F (face
bend) memiliki tebal 9,62 mm dan spesimen R (root bend) memiliki tebal 9,7 mm. sehingga berdasarkan table diatas
diameter mandrell 38,2 mm.
5) Pengujian pada mesin pengujian bending
a)
Catat
data mesin pada lembar kerja.
b) Ambil spesimen dan letakkan pada tempatnya
secara tepat.
c) Atur beban dan berikan beban secara
kontinyu.
d) Ambil spesimen dan amati permukaannya.
Bila terdapat cacat, ukur dan catat pada lembar kerja bentuk, dimensi, tempat
dan jenis cacat.
e)
Ulangi langkah di atas untuk
seluruh spesimen.
7.8
Hasil Pengujian Dan
Pembahasan
Angle of Bend : 1800
Diameter Mandrell : 38,20 mm
|
|||||||
No
|
Penandaan spesimen dan tipe bending
|
Lebar (mm)
|
Tebal (mm)
|
Hasil Pengujian
|
Keterangan
|
||
Jenis cacat
|
Ukuran cacat(mm)
|
Lokasi cacat
|
kriteria
|
||||
1
|
F
(Face
bend)
|
37,30
|
9,60
|
Open
crack
|
3,1
|
Weld
part
|
accepted
|
2
|
R
(Root
bend)
|
39,54
|
10
|
None
crack
|
-
|
-
|
accepted
|
a. Spesimen root transversal bend
|
b. Spesimen face transversal
bend
|
Standarisasi kelulusan uji bending menurut standar ASME Section IX edisi 2010, menyatakan bahwa
suatu spesimen dinyatakan lulus uji bending
jika:
1) Cacat pada daerah weld dan HAZ ukurannya tidak melebihi 1/8 inchi (±3,2 mm) yang
diukur dari segala
arah pemukaan..
2) Pada daerah pelapisan ukuran cacat
maksimal 1,6 mm
3) Cacat pada sudut diabaikan kecuali akibat
SI (Slag Inclusion) dan IF (Incomplete Fusion) dan Internal Discontinuties
Menurut
Standar ASME Section IX edisi 2010,
dapat dinyatakan bahwa:
a.
Spesimen
F
Pengujiaan yang dilakukan dengan metode face bend, mengalami cacat pada bagian weld metal.
Jenis cacatnya yaitu open crack
dengan ukuran 3,1 mm, dikatakan open
crack karena pada cacat tersebut terdapat liang-liang renik (porosity/gas). Pada pengujian spesimen F
dengan menggunakan metode Face Bend
ini dinyatakan accepted karena ukuran
cacat dari spesimen tersebut melebihi kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh standart ASME Section IX edisi 2010.
b. Spesimen R
Pengujiaan yang dilakukan dengan metode root
bend, tidak mengalami cacat atau none
crack. Jadi, pada pengujian spesimen R dengan menggunakan metode root bend ini dinyatakan accepted karena tidak memiliki cacat
spesimen sesuai kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh standart ASME Section IX
edisi 2010.
7.9
Kesimpulan
Uji lengkung
(bending test) merupakan salah satu bentuk
pengujian untuk menentukan mutu suatu material secara visual serta untuk
mengetahui kualitas dari suatu pengelasan dapat diketahui apakah pengelasan itu
layak untuk dipakai atau tidak. Hasil dari pengujian tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Spesimen “F” (face transversal
bend) accepted.
b) Spesimen “R” (root transversal
bend) accepted.
Download Link :
https://doc-0o-bk-docs.googleusercontent.com/docs/securesc/o6ath0euodatjs9dgoo3aragfa5crcs3/v5uf83cd8tt7jq521fbfl2k1knmkinmp/1419408000000/13141942481732821338/13141942481732821338/0BwhRtyPL7UJZa1V4R0RjYllyV3M?e=download
mantab..izin share artikalnya gan....
BalasHapus