8.1 Sub
Kompetensi
Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi
modul ini adalah sebagai berikut :
1) Mahasiswa mampu menjelaskan syarat-syarat
suatu komponen dapat diuji dengan Magnetic Test.
2) Mahasiswa
mampu menjelaskan jenis-jenis indikasi yang mampu dideteksi dengan Magnetic
Test
3) Mahasiswa mampu
menentukan kelulusan hasil pengujian dengan Magnetic particle test.
8.2 Dasar Teori
Magnet merupakan suatu logam yang dapat menarik besi, dan selalu
memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Dimana arah medan
magnet di setiap titik bersumber dari kutub utara menuju ke selatan dan
mengarah dari kutub selatan ke utara di dalam magnet.
Prinsip Dasar pengujian Magnetik Partikel yaitu spesimen atau benda uji tersebut dimagnetisasi dengan cara memberikan medan magnet. Karena perlakuan yang seperti itu, maka pada benda uji akan timbul medan magnet sebagai akibat dari adanya beda potensial (arus listrik mengalir dari tegangan tinggi ke tegangan rendah). Pada daerah tersebut ditaburkan serbuk ferromagnetik. Selanjutnya serbuk ferro magnetik tersebut akan mengikuti bagian yang cacat dari benda uji tersebut.
8.2.1 Jenis-jenis Magnet
1)
Magnet permanen
Merupakan bahan-bahan
logam tertentu yang jika dimagnetisasi maka bahan logam tersebut akan mampu
mempertahankan sifat magnetnya dalam jangka waktu yang lama (permanen).
2)
Elektromagnet
Merupakan magnet yang terbuat
dari bahan ferromagnetik yang jika diberikan arus listrik maka bahan tersebut
akan menjadi magnet, tetapi jika pemberian arus listrik dihentikan, maka sifat
magnet pada bahan tersebut akan hilang.
8.2.2 Metode Magnetisasi
1)
Magnetisasi longitudinal
Dihasilkan dari arus listrik yang dialirkan dalam koil.
2)
Magnetisasi Yoke
Magnetisasi dengan menggunakan yoke. Dengan cara ujung kaki yoke ditempelkan pada material
yang akan di magnetisasi.
3)
Magnetisasi Sirkular.
Magnetik sirkular terdiri
dari :
1)
Magnetik tak langsung, arus
listrik dialirkan ke konduktor sentral. Medan magnet mengenai bahan dan benda
yang dilingkupinya
2)
Magnetisasi langsung, arus
listrik dialirkan pada bahan yang akan dimagnetisasi.
3)
Prod, magnetisasi dengan
cara material ferromagnetic dililiti dengan logam tembaga kemudial dialiri arus
listrik.
8.2.3 Metode Pengerjaan Berdasarkan Waktu Magnetisasi
1)
Medan Magnet Kontinyu :
Magnetisasi berlangsung secara terus menerus bersamaan dengan
pemberian serbuk ferromagnetik basah (suspensi) atau yang kering.
2)
Medan Magnet sisa (residual) :
Partikel ferromagnetik kering diberikan
setelah proses magnetisasi berakhir.
8.2.4 Metode Pengaplikasian Partikel Ferromagnetik
1)
Metode Kering
Partikel magnetik yang digunakan berupa bubuk kering. Metoda ini
digunakan pada permukaan benda uji yang kasar. Suhu kerja yang baik yaitu pada
suhu kamar 10oC hingga 55oC, metoda ini juga masih dapat
dilakukan pada suhu tinggi asalkan benda uji masih berwujud padat. Metoda ini
tidak cocok dilakukan pada suhu dingin karena serbuk ferromagnetik akan lengket
terkena embun. Warna partikel ferromagnetik yang dipilih harus kontras terhadap
benda uji. Bubuk diarahkan pada lokasi yang diinginkan secara perlahan-lahan,
sisa partikel yang berlebih dihilangkan dengan air.
2)
Metoda Basah
Partikel magnetik yang digunakan dalam bentuk suspensi. Metoda ini
bisa digunakan pada metoda kontinyu maupun residual. Metoda basah biasa
digunakan pada permukaan benda uji yang halus. Metoda ini cocok digunakan pada
suhu dingin dan batas maksimalnya adalah tidak boleh lebih dari batas akhir
temperatur kamar, yaitu 55oC karena suspensi akan mengalami
penguapan jika suhu terlalu panas.
8.2.5 Teknik Inspeksi
Pemilihan teknik inspeksi partikel magnetik didasarkan pada hal-hal
sebagai berikut:
1)
Kondisi Permukan Benda Uji :
1)
Kasar : Metoda Kering
2)
Halus : Metoda Basah
2)
Partikelnya:
1) Kering : Serbuk Kering
2) Basah : Suspensi
3) Warna
serbuk partikelnya harus kontras
8.2.6 Kriteria standar
penerimaan menurut ASME :
1)
Evaluasi Indikasi Menurut ASME (American
Society of Mechanical Engineers). Suatu indikasi adalah bukti suatu cacat /
ketidaksempurnaan mekanik. Hanya indikasi yang mempunyai ukuran (dimensi) lebih
besar dari 1/16 inchi (1,5 mm) yang akan dipertimbangkan.
Evaluasi
Indikasi menurut standart ASME Section
VIII Division 1:
1) Linier indikasi jika indikasi memiliki panjang
lebih besar dari tiga kali lebarnya.
2)
Rounded indikasi jika bentuk indikasi melingkar
atau menyerupai elips dengan panjang kurang atau sama dengan tiga kali
lebarnya.
3)
Indikasi–indikasi
lain yang masih diragukan/dipertanyakan akan di uji kembali untuk menentukan
apakah diterima atau tidak.
2) Kriteria
Penerimaan Pengujian Menurut Standart ASME
untuk hasil pengelasan.
Penerimaan standar ini akan berlaku jika
tidak ada standar lain yang lebih spesifik lagi dalam hal penerimaan material
yang spesifik. Pada proses pengujian, permukaan material harus terbebas dari
hal-hal berikut:
1) Indikasi linier yang relevan
2) Indikasi rounded yang relevan dengan panjang lebih besar dari 3/16 inchi (5
mm).
3)
Memiliki
empat atau indikasi rounded dalam
satu baris dengan jarak 1/16 inchi (1,5 mm) atau kurang (dari tepi ke tepi).
8.3 Alat
1)
Kain Lap
2) Yoke
3)
Lampu
4)
Sikat besi
5) Gause Meter
6)
Light Meter (Lux meter)
7) Penggaris
8.4 Bahan
1)
Cleaner
2) White Contrast (WCP 2)
3) Wet partikel (7HF)
8.5 Prosedur Kerja
1)
Surface Preparation
Menguji kekuatan yoke
terlebih dahulu (Power Lifting of Yoke)
berdasarkan ASME section V Article 6 (T-773, 2), yaitu untuk arus
AC yoke harus mampu mengangkat beban
seberat 4,5 kg (10 lb) pada maximum pole
spacing-nya. Apabila yoke masih
dapat mengangkat beban yang disyaratkan, maka yoke tersebut masih layak untuk digunakan. Pengujian lifting power ini biasanya dilakukan
dalam jangka waktu satu tahun sekali.
2)
Pre Cleaning
Spesimen dibersihkan
permukaannya
dari oil, dan
kotoran lain yang berupa karat, lemak, cat, dan kotoran lainnya dengan
menggunakan cleaner.
1)
Penyemprotan White Contrast Paint
Material uji disemprot dengan White
Contrast Paint (WCP 2) secara merata, tunggu hingga mengering.
2)
Tunggu hingga White Contrast Paint kering
3)
Setelah kering, atur yoke sedemikian rupa sehingga dapat
memagnetisasi material uji dengan baik dan pada saat proses memagnetisasi
material uji yoke ditempatkan pada
posisi yang berbeda-beda sehingga tampak semua discontinuity yang ada pada material uji tersebut baik crack yang ada di permukaan maupun yang sub-surface.
4)
Magnetisasi Material Uji
Saat yoke memagnetisasi
material uji, material uji disemprotkan wet
particle hingga tampak cacat yang ada pada material uji tersebut.
5)
Interpretasi dan Evaluasi
Interpretasi adalah penilaian criteria indikasi terhadap benda uji.
Sedangkan evaluasi adalah menentukan apakah benda uji harus diperbaiki atau
tidak dengan cara membandingkan indikasi benda uji dengan standard penerimaan.
Pengevaluasian dimaksutkan untuk meneliti bentuk discontinuity yang terdapat pada benda uji.
6)
Demagnetisasi
Demagnetisasi dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan sisa sifat
magnet yang terdapat pada benda uji agar benda uji tersebut tidak menarik
serbuk-serbuk besi yang nantinya akan menyulitkan proses pembersihan. Demagnetisasi
dapat dilakukan dengan menjauhkan yoke
dari benda uji dengan perlahan sambil memutar 180˚ ke arah kiri dan kanan
secara berulang.
7)
Post Cleaning / pembersihan akhir.
Post Cleaning / pembersihan akhir ini dimaksutkan untuk membersihkan benda uji
dari sisa-sisa pemberian serbuk magnetik pada saat pengujian dengan menggunakan
cleaner dan kain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar